Halaman

Sabtu, 02 Maret 2013

Pendidikan Profesi Guru

Senin, 25 Februari 2013, peserta PPG - SM3T dari beberapa LPTK/Daerah mulai berdatangan di Universitas Negeri Surabaya (UNESA). Pasalnya setelah update informasi yang disebarkan melalui internet. UNESA sebagai sebutan universal buat salah satu universitas pendidikan di suroboyo ini membutuhkan waktu sekitar 1 jam perjalanan dari bandara Juanda dengan menggunakan taksi resmi (150 ribu/Taxi). Cukup murah untuk 4 orang/Taxi.

Saya sendiri sebagai peserta yang sampai pertama kali diantara teman-teman, datang menggunakan angkutan Ojek dari Juanda (Rambo coy......wkwkwkw) disambut hangat oleh peserta PPGT yang ingin pindah dari Asrama PGSD Unesa berhubung asrama tersebut akan dipakai PPG - SM3T. Informasi yang telat kepada pihak pengelola Asrama membuat kesiapan Asrama belum begitu maksimal (khusus Asrama Putra), sediakalanya ditempatkan di ruang Nginap Dosen PGSD. Namun, kerja keras pihak pengelola Asrama membuat peserta PPG nyaman dengan situasi Alternatif penginapan selama kurang lebih 2 minggu. (kalau asrama perempuan mah... Elegan...).

Sebagaimana lajimnya mahasiswa baru, mahasiswa PPG-SM3T 2013 (angkatan pertama program PPG) sedikit banyak juga melontarkan pengeluhan, baik dari segi sarana, prasarana, serta kebutuhan lain yang melekat di awal proses menjalani PPG ini. Tapi semuanya berjalan lancar, karena nampaknya memang 


28 Februarui 2013, program pengenalan akademik (PPA) yang bertempat di auditoriam PGSD UNESA - Lidah Wetan - Jawa Timur telah dilakukan dan dimulai dengan bapak Rektor Muchlas Samani sebagai pembuka secara resmi PPG-SM3T di UNESA. di tengah sambutan beliau mengatakan "jadilah guru pembaharu, yang menyiapakan Indonesia mencapai puncak kejayaan di tahun 2045", yang artinya, guru masa sekarang, 2013, 2014, 2015,...... sebagai patokan untuk mendidik generasi Anak Bangsa yang hasilnya akan tampak jelas di era 2045. Setelah mendengar pernyataan beliau, Sebuah pernyataan akan timbul, "seberapa besar pengaruh guru, terhadap kemajuan suatu bangsa??, Apa yang dilakukan indonesia terhadap generasi muda (pelajar) di masa lampau??"

Indonesia lebih dulu mengantongi predikat kemerdekaan di tahun 1945, lain halnya dengan Malaysia yang menyusul di tahun 1957, di era ini pendidikan di Indonesia masih jauh lebih baik ketimbang Malasya, ini dibuktikan dengan banyaknya Pelajar dari malasya mencari ilmu ke Indonesia. Namun, di abad 21 ini kualitas menjadi kontradiksi dimana kualitas Pendidikan di Indonesia jauh di bawah malasya. Suatu jawaban logis untuk menjawab kedua pertanyaan di atas, bahwa pendidikan menentukan kemajuan suatu bangsa.

Kesehatan dan Pendidikan (Moral, Akhlak, Kecerdasan, dll) memang menjadi hal yang sangat penting dalam memajukan suatu bangsa. Pendidikan yang mencakup berbagai macam bagian dalam setiap individu manusia, tentu perlu pembenahan sedini mungkin (Masa sekolah). 


Menilik gaya pendidikan jaman ini yaitu bahwa pembelajaran harus di desain menyenangkan, interaksi antara pendidik dengan siswa harus terjaga baik, berpusat pada siswa, guru bukan lagi sebagai sumber utama proses pembelajaran, melainkan sebagai mediasi untuk menjembatani siswa mencapai indikator pembelajaran. 

Guru harus mampu memegang kendali mengatur sistem manajemen di dalam maupun diluar lingkungan sekolah. Beda halnya dengan pendidikan abad 21 (pendidikan ala penjajah) dimana jika siswa kurang memahami penjelasan guru, guru tanpa rasa ragu/bersalah langsung memukul si siswa. Tentu hal seperti ini secara drastis akan mengurangi minat siswa untuk belajar, dan dalam kurun waktu tertentu akan menurunkan kualitas lulusan siswa.

Melihat kenyataan seperti saat ini, patut di apresiasi program penyiapan tenaga pendidik menuju profesionalismenya. bukan lagi semata-mata pilihan mendesak menjadi tenaga pendidik (guru), melainkan suatu panggilan profesi untuk mau memajukan kualitas generasi muda indonesia. Ini yang menjadi PR dan telah disadari oleh menteri pendidikan, sehingga harus di benahi seperti yang dilakukan saat ini. 


Guru Menentukan Masa Depan Suatu Bangsa, maka Guru perlu pembenahan dan persiapan untuk dijadikan pendidik profesional yang mencipatakan anak bangsa yang Gemilang.

Apa hubungannya dengan Asrama ya?? hmmnn....
Salam Indonesi Gemilang . . . !!!