Halaman

Sabtu, 13 Juli 2013

Waerebo


Waerebo-flores-6
Bicara soal jalan-jalan, kamu bisa coba yang satu ini, yaitu mengunjungi rumah adat desa waerebo yang terletak di tengah hutan. Ya, Desa waerebo berada di wilayang Nusa Tenggara Timur - Flores - Kabupaten Manggarai Timur - Kecamatan Satarmese. Selain rumah adat yang unik juga pemandangan di sekelilingnya sangat menabjubkan, bukit-bukit yang mengelilingi desa waerebo dan kicauan burung di dahan-dahan pohon di pagi hari memberikan sebuah harmoisasi untuk menenangkan pikiran.

Waerebo-flores-5
Sekilas orang berpikir bahwa Rumah adat yang unik ini merupakan tradisi orang manggarai, tapi bagi sebagian orang, mengenal rumah adat tersebut sebagai rumah adat dan keunikan Waerebo saja. Keunikannya ada pada kebiasaan masyarakat waerebo yang tercermin dari Rumah adat tersebut.

Rumah adat yang berjumlah 7 buah ini, di bangun membentuk lingkaran, dan bahan untuk membuat rumah adat tersebut didominasi dengan bambu, pelepah aren (pohon tuak)/ijuk, Rumbia, Balok kayu, dan juga papan sebagai lantainya. Sebagai alat untuk menyatukan komponen-komponen tersebut, tidak memerlukan paku, hanya membutuhkan ijuk, dan untuk menyatukan balok penyangga hanya bersandar pada simpul balok dengan pola tertentu dan saling mengingat satu sama lain. Rumah adat ini berbentuk kerucut.

Oke, tertarik untuk mengunjungi rumah adat desa waerebo, Anda bisa menggunakan pesawat udara menuju bandar udara Komodo Labuah Bajo - manggarai barat. Dari sana Anda melanjutkan perjalanan darat selama 5 jam menuju Ruteng - manggarai tengah. Banyak alternatif angkutan yang boleh di gunakan dari labuah bajo menuju ruteng, seperti Angkutan umum (bus), Angkutan khusus (travel), dan juga menggunakan sepeda motor (sewa). Besar biaya angkutan sendiri berkisar Rp.80.000,-.

Di kota Ruteng anda bisa melepas lelah terlebih dahulu (menginap) untuk melanjutkan perjalanan di pagi hari menuju Satarmese. Perjalanan ditempuk sekitar 2 jam, menggunakan sepeda motor atau angkutan lainnya. Jalannya yang berkelok-kelok dan sempit disarankan agar berhati-hati karena siang atau malam, beberapa tempat yang dilalui diselimuti kabut. Tidak heran, karena daratan flores didominasi pengunungan. Mendekati kota kecamatan satarmese, anda akan berjalan melewati pinggiran pantai yang pemandangannya tidak kalah dengan Pantai Kutai Bali (ngga yakin?? buktiin dulu donk... :).

Waerebo-flores2

Yups, setibanya Anda di Satarmese, saatnya membeli air mineral dan pergi keperpustakaan waerebo sekaligus mencari Guide Traveling dan siap memulai perjalanan yang mengasikkan dan lumayan menantang. Perjalanan di mulai dari SDK Dence yang didirikan pada tahun 1929 sebagai pintu masuk mengawali perjalanan menuju desa waerebo. Perjalanan ditempuh selama 3 jam, istirahat 2 kali masing-masing 15 menit dengan kecepatan normal menggunakan GLPRO (goyang lutut pre ongkos alias jalan kaki). Menelusuri jalan setapak ditengah hutan ditemani kicauan burung dan suara-suara binatang yang berdomisili, membantu melepas lelah ditengah terjangnya bukit yang harus di tapaki.

Waerebo-flores-1

Waerebo-flores
Waerebo-flores-3

Waerebo-flores-4

Tidak perlu kecewa dengan lama dan lelahnya perjalanan ke desa waerebo. Ketika Anda mencapai bukit terakhir sebelum desa waerebo, anda akan diberikan pemandangan yang sangat indah kewilayah desa waerebo, pemandangan ini buat saya sendiri tidak mudah untuk dilupakan, dan sangat sukar dijelaskan indahnya pemandangan dari sana.
Waerebo-flores-7
Waerebo-flores-7a
Sesaat Anda sampai di desa Waerebo, Anda akan disambut ramah dan hangat oleh warga desa, yang dipimpin oleh Tetua Adar di desa tersebut. Mengawali acara penyambutan, di mulai dengan acara adat, cukup sederhana, yaitu acara untuk minta restu dari leluhur bahwasanya ada tamu yang datang agar diberi hari yang baik. Anda akan dipandu oleh guide untuk mengikuti acara tersebut. Sehabis acara, Anda akan mengeluarkan sedikit kocek sebagai tanda terimakasih atas diterimanya dan juga atas makanan minuman yang disediakan. Jika Anda ingin menginap di desa waerebo atau menghabiskan beberapa hari Anda di sana, jangan takut karena 1 dari 7 rumah tersebut diperuntukkan untuk tamu yang datang sediakala ingin menginap di desa Waerebo.

Walaupun di desa nan jauh di tengah hutan, masyarakat desa waerebo sudah mengenal tulisan dan mempunyai manajemen yang baik soal pariwisata. Seusai acara penyambutan, Anda akan disuguhi sebuah buku double folio yang isinya daftar pengunjung di desa Waerebo. Anda mungkin tidak percaya jika wisatawan yang berkunjung ke desa Waerebo kebanyakan orang dari luar negeri dan didominasi orang eropa seperti Portugal, Spanyol, Belanda, Inggris pokoknya orang barat dah. Wisatawan Indonesia sendiri masih jarang namanya tertulis di buku tamu tersebut.


Oh ia, ada rumor menyatakan kalau sesampainya di desa waerebo langsung jepret-jepret alias foto-fotoan sebelum acara adat (acara penyambutan), katanya ya foto yang Anda ambil akan hilang dari camera Anda.
Waerebo-flores-8a

Waerebo-flores-8c

Waerebo-flores-8d

Waerebo-flores-8e

Waerebo-flores-8f

Waerebo-flores-8g


Perjalanan menuju Waerebo mungkin melelahkan apalagi bagi kaum hawa, tapi kesan yang didapat tidak akan terlupakan juga budaya masyarakat di sana yang sangat kaya dan masih kental.
Waerebo-flores-8i


Waerebo-flores-8