Halaman

Tampilkan postingan dengan label belajar mengajar. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label belajar mengajar. Tampilkan semua postingan

Kamis, 08 September 2011

Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

         Dengan memperhatikan komplek dan uniknya proses belajar, maka ketepatan pemilihan media akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Di samping itu, persepsi siswa juga sangat mempengaruhi hasil belajar. Oleh sebab itu, dalam pemilihan media memahami persepsi serta faktor-faktor yang berpengaruh agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara fektif dan menarik perhatian siswa. Maka untuk itu, perlu: (1) diadakan pemilihan media yang tepat sehingga dapat menarik perhatian siswa serta memberikan penjelasan terhadap objek yang diamatinya. (2) bahan pembelajaran yang akan di ajarkan disesuaikan dengan pengalaman siswa.
            Memilih pada hakikatnya adalah proses membuat keputusan dari berbagai alternatif pilihan. Guru bisa menentukan pilihan media mana yang akan digunakan apabila terdapat beberapa media yang dapat diperbandingkan. Sedangkan apabila media pengajaran itu hanya ada satu, maka guru tidak bisa memilih, tetapi menggunakan apa adanya.
      Dalam menggunakan media hendaknya guru memperhatikan sejumlah prinsip tertentu agar penggunaan media tersebut dapat menggunakan hasil yang baik. Prinsip-prinsip itu menurut Sudjana (1991) dalam Djamarah (1996: 144) adalah:
a.       Menentukan jenis media dengan tepat; artinya, sebaiknya guru memilih terlebih dahulu media manakah yang sesuai dengan tujuan dan bahan pelajaran yang akan diajarkan.
b.      Menetapkan dan memperhitungkan subjek dengantepat; artinya, perlu diperhatikan apakan penggunaan media itu sesuai dengan tingkat kematangan/kemampuan anak didik.
c.       Menyajikan media dengan tepat; artinya, teknik dan metode penggunaan media dalam pengajaran haruslah disesuaikan dengan tujuan, bahan metode, waktu, dan sarana yang ada.
d.      Menempatkan atau memperlihatkan media pada waktu, tempat dan situasi yang tepat. Artinya, kapan dan dalam situasi mana pada waktu mengajar media digunakan. Tentu tidak setiap saat atau selama proses belajar mengajar terus-menerus memperlihatkan atau menjelaskan sesuatu dengan media pengajaran.
            Dari keempat prinsip di atas, pemilihan media harus diperhatikan agar hasil dan tujuan pengajaran yang telah ditetapkan tercapai. Selain itu juga, disamping ketepatan memilih media, membuat sendiri media diharapakan bisa dilakukan oleh guru demi mencapai hasil yang diinginkan.
            Dari berbagi prinsip di atas, ketika pembelajaran menggunakan media itu berlangsung, hendaknya terlihat peranannya antara lain sebagai berikut:
a.                     Media yang digunakan guru sebagai penjelas dari keterangan terhadap pokok bahasan yang disampaikan guru.
b.                      Media dapat memunculkan permasalahan untuk dikaji lebih lanjut dan dipecahkan oleh para siswa dalam proses belajarnya. Paling tidak guru dapat memperoleh media sebagai sumber pertanyaan atau melancarkan proses belajar.
c.                Media sebagai sumber belajar bagi siswa. Media sebagai bahan konkret berisikan bahan-bahan yang harus dipelajari para siswa, baik individual maupun kelompok. Kekonkretan sifat media itulah akan banyak membantu tugas guru dalam kegiatan belajar mengajar.
                 Bertolak dari peranan media tersebut, diharapkan pemahaman guru terhadap media menjadi lebih jelas, sehingga tidak memanfaatkan media secara sembarangan.
           
           Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran
            Salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru (Arsyad, 2007: 15). Dari penjelasan ini, peran guru sangatlah penting dalam mendesain proses pembelajaran dan menuntut adanya kreatif dalam pembuatan media. Ini sangat penting, tanpa kreativitas dari guru, media yang ada tidak akan menunjukkan hasil yang optimal.
            Secara umum dapat dikatakan media mempunyai kegunaan, antara lain:
a.       Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalitas.
b.      Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan daya indera.
c.       Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar.
d.      Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori da kinestetiknya.
e.       Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama.
f.       Proses pengajaran mengandung lima komponen komunikasi, guru (komunikator), bahan pelajaran, media pembelajaran, siswa (komunikan), dan tujuan pembelajaran.
(Drayanto, 2010:6).
            Jadi manfaat media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar.

Minggu, 28 Agustus 2011

Hakikat Belajar


           Belajar bukan menghafal dan bukan pula mengingat. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk, seperti: berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, keterampilannya, kecakapan dan kemampuannya, daya reaksi, daya penerimaannya, cara membedakan dan berbagai aspek yang terdapat pada diri individu.
            Dalam kegiatan belajar mengajar, anak adalah sebagai subjek dan sebagai objek dari kegiatan pengajaran. Karena itu, inti dari proses pengajaran tidak lain adalah kegiatan belajar anak didik dalam mencapai suatu tujuan pengajaran (Djamarah, 1996: 44). Tujuan pengajaran tentu saja akan dapat tercapai jika anak didik berusaha secara aktif untuk mencapainya. Keaktifan anak didik di sini tidak hanya dituntut dari segi fisik, tetapi juga dari segi kejiwaan . bila hanya fisik anak yang aktif, tetapi pikirannyadan mentalnya kurang aktif, maka kemungkinan besar tujuan pembelajaran tidak tercapai. Ini sama halnya anak didik tidak belajar, karena anak didik tidak merasakan perubahan di dalam dirinya.
            Peranan guru sebagai pembimbing bertolak dari cukup banyaknya anak didik yang bermasalah. Dalam belajar ada anak didik yang cepat mencerna bahan, ada anak didik yang sedang mencerna bahan, dan ada pula anak didik yang lamban mencerna bahan yang diberikan oleh guru. Ketiga tipe belajar anak didik ini menghendaki agar guru mengatur strategi pengajarannya yang sesuai dengan gaya-gaya belajar anak didik.
            Menurut pandangan dan teori konstruktivisme (Sardiman, 2010 : 37), belajar merupakan proses aktif dari subjek belajar untuk merekonstruksi makna, sesuatu entah itu teks, kegiatan dialog, pengalaman fisik dan lain-lain. Belajar merupakan proses mengadopsi, menghubungkan, dan mengembangkan pengalaman atau bahan yang dipelajarinya dengan pengertian yang sudah dimiliki sehingga menjadi berkembang.
            Sehubungan dengan itu, ada beberapa ciri atau prinsip dalam belajar. Suparno (2006) dalam Sardiman (2010: 38) yang dijelaskan sebagai berikut:
  • Belajar berarti mencari makna. Makna diciptakan oleh siswa dari apa yang mereka lihat, dengar, rasakan dan alami.
  • Konstruksi makna adalah proses yang terus menerus.      
  • Belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta, tetapi merupakan pengembangan pemikiran dan membuat pengertian yang baru. Belajar bukanlah hasil perkembangan tetapi perkembangan itu sendiri.
  • Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman subjek belajar dengan dunia fisik dan lingkungannya.   Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui, si subjek belajar, tujuan, motivasi yang mempengaruhi proses interaksi dengan bahan yang sedang dipelajari.
         Berdasarkan ciri dan prinsip tersebut, maka proses mengajar bukanlah kegiatan memindahkan pengetahuan dari guru ke siswa, tetapi suatu kegiatan yang memungkinkan siswa merekonstruksi sendiri pengetahuaanya, menggunakan pengetahuaannya untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
            Akhirnya, bila hakikat belajar adalah “perubahan” maka hakikat belajar dan mengajar adalah proses “pengaturan” yang dilakukan oleh guru (Djamarah, 1996: 46). Dalam hal ini, guru sebagai instruktur perlu membuat, merancang, dan mendesaian proses belajar dengan berbagai strategi yang ada, dan penggunaan media belajar akan juga turut mampu memberikan perubahan bagi diri anak didik.